Suara tawa riang anak-anak TK menggema di Open Stage Balai Budaya Gianyar pagi itu. Panggung GSC (Gianyar Student Creativities) 2025 yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-254 Kota Gianyar bukan hanya menjadi ajang unjuk bakat, tetapi juga menjadi ruang yang membebaskan imajinasi anak-anak untuk tumbuh.
Mewakili Bupati Gianyar, Sekretaris Daerah I Dewa Gede Alit Mudiarta resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Dewa Alit menekankan pentingnya menumbuhkan mental tangguh dan jiwa kreatif sejak dini. "GSC merupakan salah satu media yang tepat untuk memberikan ruang kepada siswa-siswi di Gianyar agar bisa menyalurkan bakat dan talentanya. Anak-anak kita butuh panggung untuk tumbuh, bukan hanya kelas untuk duduk diam," ujarnya.
GSC tahun ini mengusung tema paramaguna kalangon yang mengandung makna martabat unggul Gianyar yang memancarkan pesona asri, indah, aman, dan nyaman. Tema ini tak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar diwujudkan melalui ekspresi seni dan budaya anak-anak.
Berbagai pertunjukan dari siswa-siswi TK se-Kabupaten Gianyar menampilkan kreativitas yang tulus dan penuh semangat. Dari tari-tarian tradisional hingga nyanyian berbahasa Bali, semuanya dilakukan dengan percaya diri. Keceriaan mereka bukan hanya hiburan, melainkan juga pesan kuat bahwa proses belajar bisa sangat menyenangkan.
Rekomendasi Berita

Mayjen TNI Piek Budyakto Resmi Jabat Pangdam IX/Udayana, Awali Kunjungan ke Gianyar
Jumat, 18 April 2025 pukul 18.15 WITA

Pawai Budaya Tampilkan Kekhasan Tujuh Kecamatan di Kabupaten Gianyar
Kamis, 17 April 2025 pukul 22.08 WITA

Anggota Kodim 1616/Gianyar Laksanakan Persembahyangan di Pura Agung Besakih
Rabu, 16 April 2025 pukul 23.42 WITA
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, I Wayan Mawa, menambahkan bahwa GSC adalah bagian dari penguatan profil pelajar Pancasila, sesuai dengan implementasi Kurikulum Merdeka. "Kami ingin memberikan ruang panen raya bagi karya-karya siswa, sekaligus mendorong keberanian mereka untuk tampil dan mencintai budaya lokal," jelasnya.
Kegiatan GSC tidak hanya melibatkan siswa TK, tetapi juga diikuti oleh 700 anak PAUD dalam pawai kebangsaan, serta pameran karya siswa dari jenjang PAUD hingga SMP, masing-masing menampilkan satu stand per kecamatan. Ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Gianyar telah memberi ruang yang luas bagi partisipasi aktif dan inklusif.
Melalui GSC, Gianyar bukan hanya menunjukkan keberhasilannya dalam menerapkan kurikulum nasional, tetapi juga menegaskan bahwa pendidikan sejatinya adalah tentang membangun manusia sejak dini — lewat seni, ekspresi, dan rasa percaya diri.