Perjalanan panjang PT Kutus Kutus Herbal mencapai tonggak baru. Tepat satu tahun sejak resmi bertransformasi menjadi Sanga Sanga, perusahaan herbal yang digagas Babe Bambang Pranoto ini menggelar perayaan penuh makna di Gianyar, Bali, sebagai simbol kebangkitan dan keberlanjutan warisan herbal tradisional Indonesia.


Tak hanya memperingati usia satu tahun Sanga Sanga, momen ini juga menjadi perayaan ulang tahun ke-70 sang perintis, Babe Bambang Pranoto. Dalam acara puncak yang digelar 13 Mei 2025 di Mango Lango, Gianyar, rangkaian pertunjukan seperti sendratari Dewa Ruci, orkestra karya Babe, hingga penampilan musisi nasional seperti Dewa 19 dan Feel Koplo turut memeriahkan suasana. Hari sebelumnya, ribuan peserta mengikuti Fun Run 7K yang menjadi simbol semangat bersama dalam membangun ekosistem herbal yang lebih kuat.


Di tengah kemeriahan acara, PT Kutus Kutus Herbal juga meluncurkan aplikasi digital Sanga Sanga Mart, sebuah platform inovatif yang bertujuan memperkuat hubungan antara mitra dan pelanggan. Aplikasi ini menjamin keaslian produk, menjaga harga tetap adil, serta menciptakan sistem distribusi yang sehat dan merata di seluruh Indonesia.


CEO sekaligus Founder Sanga Sanga, Riva Effrianti, menekankan bahwa perayaan ini bukan sekadar euforia, tetapi perwujudan dari perjuangan selama lebih dari satu dekade menghadapi berbagai tantangan. Ia mengungkapkan bahwa dalam setahun terakhir, pihaknya telah melalui masa sulit akibat intimidasi dan tekanan dari pihak-pihak tertentu. Meski begitu, Sanga Sanga berhasil bangkit dengan semangat baru.


“Kami pernah dipercaya masyarakat lewat Kutus Kutus, dan kini kami ingin mengembalikan kepercayaan itu lewat Sanga Sanga, yang hadir bukan hanya sebagai pengganti nama, melainkan membawa transformasi menyeluruh dari sisi kualitas, aroma, hingga strategi distribusi,” ujar Riva.


Sanga Sanga mengusung inovasi melalui komposisi bahan yang ditingkatkan hingga 140 jenis tanaman herbal, seluruhnya berasal dari dalam negeri. Bahkan tanaman asing seperti rosemary kini ditanam langsung di Bedugul, Bali, demi menjamin ketersediaan bahan baku berkualitas tanpa ketergantungan pada impor. Riva menambahkan, Sanga Sanga menawarkan pengalaman berbeda melalui minyak balur beraroma kekinian seperti lavender, sehingga lebih diterima oleh generasi muda tanpa menghilangkan karakter tradisionalnya.


Di sisi lain, Babe Bambang Pranoto menegaskan bahwa transformasi Kutus Kutus ke Sanga Sanga merupakan langkah penting untuk menjaga kemurnian dan kelangsungan brand asli miliknya. Ia mengungkapkan berbagai kecurangan yang sempat menimpa Kutus Kutus, mulai dari pemalsuan produk, manipulasi e-commerce, hingga pendaftaran ilegal oleh pihak internal. Melalui proses hukum di Pengadilan Perdata Surabaya, hak atas merek Kutus Kutus kini telah kembali ke tangan Bambang.



“Dulu hanya 20 persen produk di pasaran yang asli. Kini kami ingin memastikan bahwa produk Sanga Sanga benar-benar terjamin keasliannya. Di botol kami ada foto saya, barcode, dan sistem keamanan yang sulit dipalsukan,” kata Bambang.


Ia juga mengungkapkan pencapaian terbaru dengan diterimanya pesanan dari jaringan apotek Kimia Farma untuk 12 ribu titik distribusi. Dari sisi produksi, Sanga Sanga kini mampu menghasilkan hingga 300 ribu botol per bulan dengan kapasitas harian 24 ribu botol, angka yang mencerminkan pemulihan signifikan sejak transisi dari Kutus Kutus.


Dengan menggandeng distributor obat nasional, Sanga Sanga menerapkan strategi pemasaran ganda: modern market dan reseller. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan produk ke seluruh penjuru Tanah Air, sekaligus memperkuat posisi Sanga Sanga sebagai pemain utama dalam industri herbal Indonesia.


“Ini bukan hanya soal bisnis. Ini perjuangan panjang untuk mengembalikan marwah warisan herbal yang autentik dan membanggakan,” pungkas Bambang.