Parq Ubud, akomodasi wisata yang telah disegel sejak 20 Januari 2025, dikabarkan kembali beroperasi secara diam-diam. Kabar ini mencuat melalui unggahan akun media sosial N'coo Dejaa pada Kamis 13 Maret 2025, yang menunjukkan foto-foto aktivitas di sekitar lokasi disertai dengan pernyataan bernada mempertanyakan kebenarannya.
Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) hanya menutup area parkir Parq, bukan menutup total bisnisnya. Unggahan itu juga menyebut bahwa para tamu kerap memarkir kendaraan mereka di pinggir jalan, sehingga menimbulkan kemacetan dan keresahan warga sekitar.
Menanggapi informasi tersebut, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran (Poldam) Gianyar, Made Watha, dengan tegas membantah kabar tersebut dan menyebutnya sebagai berita bohong atau hoaks.
"Yang bilang siapa? Itu berita hoaks. Sejak 20 Januari sampai saat ini, Parq Ubud tutup permanen tanpa ada aktivitas apa pun," ujar Made Watha pada Jumat 14 Maret 2025.
Rekomendasi Berita

Anggota DPRD Gianyar Diamankan Polisi Setelah Hampir Dikeroyok Preman
Jumat, 04 April 2025 pukul 17.44 WITA

Mobil Tabrak Motor Parkir Liar di Ubud, Pengemudi Melarikan Diri
Rabu, 02 April 2025 pukul 16.55 WITA

WNA Ukraina Jadi Korban Penjambretan di Ubud, Polisi Tangkap Dua Pelaku
Selasa, 04 Maret 2025 pukul 18.16 WITA
Ia menjelaskan bahwa pihaknya bersama petugas keamanan Parq terus melakukan penjagaan dan pengawasan ketat di lokasi. Bahkan, empat personel Satpol PP ditempatkan di area Parq setiap hari untuk memastikan tidak ada aktivitas mencurigakan.
Made Watha juga mengungkapkan bahwa berita hoaks mengenai pembukaan Parq bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, beredar kabar bahwa baliho segel di lokasi telah dicabut, namun informasi tersebut juga terbukti tidak benar.
"Dulu juga pernah ada isu baliho dan segel dicabut, padahal itu tidak benar. Saat ini Parq sedang menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar terkait kasus pemiliknya," tambahnya.
Made Watha mengakui bahwa di era digital ini, informasi palsu sulit dibendung. Terkadang, foto-foto lama dipublikasikan kembali tanpa konteks yang jelas, sehingga memicu kesalahpahaman di kalangan masyarakat.
"Sulit memang menahan arus informasi digital. Kadang foto lama diunggah ulang dan dikira kejadian baru. Namun, kami tetap standby dengan empat personel Satpol PP setiap hari untuk memastikan Parq benar-benar tutup," tegasnya.