Pemilik Bengkel Logam Mulia, I Ketut Arimbawa (54), akhirnya angkat bicara menanggapi viralnya unggahan akun Facebook milik Dwitra J. Ariana terkait dugaan penggelapan Jeep Willys. Senin 21 April 2025, Arimbawa memberikan klarifikasinya mengenai kronologi, kondisi barang yang dititipkan, serta hubungan komunikasinya dengan Dwitra.


Menurut Arimbawa, persoalan ini bermula dari tahun 2015, ketika Dwitra menitipkan sejumlah komponen kendaraan di bengkelnya. “Awalnya dari penitipan part mobil. Tahun 2015, teman saya namanya Dwik (Dwitra), dia menitipkan barang karena beli dari daerah Kupang kalau tidak salah. Saya terima, tapi waktu itu bentuknya sudah terpisah-pisah, bukan dalam bentuk mobil utuh,” ungkapnya.


Ia menyebut komponen yang diterima terdiri dari mesin, sasis, gearbox, dan beberapa bagian lainnya. Namun, ia mengaku bahwa saat menerima komponen tersebut, kondisinya tidak layak pakai. “Komponen mesin waktu itu saya terima, tapi saya belum tahu apakah mesinnya dalam kondisi bagus atau tidak. Setelah dicek, ternyata mesinnya rusak, dan gearbox juga ada yang tidak lengkap,” ujarnya.


Terkait unggahan viral Dwitra di media sosial, Arimbawa merasa banyak hal yang tidak sesuai fakta.“Menurut saya, banyak yang tidak sesuai kenyataan. Kalau membeli part, ya harus dicek dulu apakah layak atau tidak. Saya hanya bengkel yang dititipi. Beberapa barang itu memang tidak bisa dipakai dan belum ada komunikasi lebih jelas mau diapakan,” katanya.


Arimbawa menjelaskan bahwa rencana awalnya, komponen tersebut akan dirakit kembali menjadi mobil utuh. Namun, karena tidak ada kelanjutan selama bertahun-tahun, komponen itu hanya teronggok di bengkelnya yang disebutnya dalam kondisi tidak ideal.


“Rencananya memang mau dirakit, tapi mungkin karena dia sibuk, barangnya jadi terbengkalai. Tempat saya juga bukan bengkel mewah, ya mungkin kena hujan atau rusak,” ujarnya.


Ia menambahkan bahwa sejak 2015 tidak ada komunikasi yang intens dengan Dwitra, meskipun yang bersangkutan sempat beberapa kali datang untuk memperbaiki kendaraan lain.


“Tidak sering komunikasi. Tapi dia sempat datang, pernah saya bantu servis truknya sampai tengah malam karena katanya mau dipakai pagi,” jelasnya.


Saat ditanya soal keberadaan barang saat ini, Arimbawa menyatakan bahwa seluruh part yang dititipkan sudah tidak ada.


“Sekarang barangnya tidak ada. Karena sudah terlalu lama dan bengkelnya juga bukan tempat khusus penyimpanan. Barangnya tidak saya inventaris satu per satu. Apalagi dulu tidak ada perjanjian tertulis antara kami,” kata Arimbawa.


Mengenai tuduhan penggelapan dan tidak adanya itikad baik, ia menegaskan bahwa tidak ada transaksi pembayaran apa pun dari pihak Dwitra.


“Tidak ada pembayaran ke saya. Tapi saya niat bantu. Kalau mesinnya tidak layak, saya bisa bantu carikan yang lebih baik. Teman-teman saya banyak yang punya part Willys yang tidak dipakai,” ucapnya.


Terakhir, Arimbawa menyayangkan langkah Dwitra yang lebih memilih mengunggah permasalahan ini ke media sosial dibanding melakukan komunikasi secara langsung.


“Sebagai orang Bali, seharusnya bisa diselesaikan baik-baik. Saya sudah beritikad baik. Tapi orangnya sulit diajak komunikasi,” tutupnya.

Berita ini telah diperbaharui pada Selasa, 22 April 2025 08:09 WITA