Ribuan masyarakat Gianyar memadati Open Stage Balai Budaya Gianyar untuk menyaksikan penampilan memukau dari Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan, Tampaksiring, bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh, Sayan, Ubud. Pentas yang digelar pada Senin 14 April 2025 ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-254 Kota Gianyar, sekaligus menjadi ajang pemanasan sebelum tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai duta seni Kabupaten Gianyar.
Penampilan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta diawali dengan tabuh berjudul Raksata Raksita, sebuah karya yang sarat makna tentang perlindungan dan pelestarian seni. Karya ciptaan almarhum I Ketut Dibya Guna pada tahun 1978 ini pernah ditampilkan untuk pertama kalinya dalam ajang PKB 48 tahun silam.
Kelompok seni ini juga menampilkan Tari Baris Tamiang, sebuah tarian sakral yang menggambarkan pasukan perang dan biasanya dipentaskan dalam upacara besar di wilayah Tampaksiring. Selanjutnya, mereka membawakan Tabuh Kreasi Jagra Kasturi, karya monumental lainnya dari almarhum I Ketut Dibya Guna yang diciptakan pada tahun 1974 untuk misi kesenian ke Osaka, Jepang.
Rekomendasi Berita

Komunitas Lansia Eksis Salurkan Bantuan bagi Sesama Lansia Kurang Mampu di Gianyar
Selasa, 15 April 2025 pukul 14.33 WITA

Pasi Intel Kodim 1616/Gianyar Sosialisasikan Bahaya Narkoba kepada Anak Panti Asuhan
Senin, 14 April 2025 pukul 16.08 WITA

Dandim 1616/Gianyar Pimpin Tradisi Korps Raport, Tegaskan Komitmen Peningkatan Kinerja Satuan
Senin, 14 April 2025 pukul 10.52 WITA

Wakapolres Gianyar Tekankan Disiplin dan Humanisme kepada Personel Piket
Senin, 14 April 2025 pukul 10.45 WITA
Sementara itu, Komunitas Seni Sundaram membuka penampilannya dengan Tabuh Lelambatan Cempaka Puyung, karya yang terinspirasi dari pohon cempaka—sebuah simbol penghubung antara dunia nyata dan dunia roh leluhur. Alunan gamelan dalam garapan ini berhasil menggugah penonton dengan getaran kehidupan yang muncul dari ruang hening menuju harmoni abadi.
Penampilan mereka dilanjutkan dengan Tari Kreasi Kebyar Dangklung, sebuah tarian yang menggambarkan semangat kesenian rakyat di tengah arus modernisasi. Tari ini terinspirasi dari Angklung Kocok yang telah hidup dan berkembang sejak tahun 1930-an di Banjar Kutuh, Sayan.
Sebagai penutup, Sundaram menampilkan Fragmentari Tuan Sayan, yang mengisahkan persahabatan antara Colin McPhee, komposer asal Amerika yang dikenal sebagai “Tuan Sayan”, dan I Sampih, pemuda berbakat asal Bali. Kisah ini turut menggambarkan sisi kelam dunia seni, saat I Sampih mengalami musibah tragis di Bongkasa. Sepeda motornya dirampas dan jasadnya ditemukan di aliran sungai.
Fragmentari ini menjadi bentuk penghormatan terhadap sosok I Sampih dan Colin McPhee, serta semangat kesenian yang menyatukan dua dunia—Barat dan Timur—dalam satu harmoni kebudayaan.